KRI Sampari 628 dan KRI Tombak 629 Kini Dilengkapi Kanon Reaksi Cepat Kaliber 30mm

Dua unit KCR 60 (aka – Sampari Class) produksi PT PAL, yakni KRI Sampari 628 dan KRI Tombak 629, belum lama ini dikabarkan telah merampungkan sesi modernisasi sistem persenjataan di fasilitas galangan PT PAL, Surabaya. Setelah beberapa foto yang memperlihatkan kedua kapal keluar dari bengkel Asembly Divisi Kapal Perang PT PAL, nampak ada pemasangan sistem senjata baru berupa kanon reaksi cepat, atau Close In Weapon System (CIWS) kaliber 30 mm dengan enam laras.

Baca juga: Dibekali Combat Management System dari Cina, PT PAL Mulai Garap Empat KCR 60 Terbaru

Dari pencitranan foto yang nampak, kuat dugaan kanon CIWS yang dipasang di KRI Sampari 628 dan KRI Tombak 629 adalah NG-18 buatan Norinco. NG-18 adalah copy-an dari AK-630M buatan Rusia. Sebelum disematkan pada KCR Sampari Class, sistem kanon NG-18 sudah dipasang pada anjungan KCR (Kapal Cepat Rudal) KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642.

Yang terlihat berbeda, justru kanon NG-18 pada KRI Sampari 628 dan KRI Tombak 629 dipasang bukan di bagian haluan, namun disisi buritan, alias belakang kapal. Sementara, senjata yang berada di bagian haluan (depan), terlihat dalam foto malah tetap mempertahankan kanon yang dioperasikan manual, Bofors 40 mm L/70 lengkap dengan kubahnya. Padahal besar harapan, kanon Bofors 40 mm eks KRI Teluk Semangka 512 ini yang harusnya dapat lebih dulu di modernisasi. Maklum Bofors 40 mm tergolong kanon tua, dioperasikan serba manual dan tak lagi memberi efek deterens bagi kapal cepat.

KRI Sampari 628 dengan kanon Bofors 40 mm di haluan.

Bersamaan dengan instalasi kanon CIWS NG-18 di KRI Sampari 628 dan KRI Tombak 629 , maka semestinya juga dipasang radar pengendali tembakan TR-47C dan radar searching SR-47AG.

Baca juga: TR-47C – Mengenal Kemampuan Radar Pengendali Tembakan di KCR Clurit Class TNI AL

TR-47C bisa disebut sebagai elemen vital pada moda operasi kanon NG-18, tanpa radar ini maka kanon tak dapat difungsikan secara optimal. TR-47C dilengkapi dengan built in electro optical sensor berupa TV dan infra red tracker. Radar ini beroperasi di frekuensi J band pada rentang 15.7 dan 17.3 Ghz. Janngkauan penjejakan radar ini ditaksir hingga radius 9 Km.

Selain radar TR-47C, di puncak menara kapal terdapat radar intai SR-47AG, radar ini dapat mendeteksi sasaran di udara dari jarak 40 Km dan deteksi sasaran pada permukaan sejauh 25 Km

Sampari Class (KCR 60) sebelum dilakukan modernisasi, masih terlihat pekuncur rudal C-705.
KRI Sampari 628 setelah selesai dimodernisasi, nampak terpasang kanon NG-18 dan tidak terlihat peluncur rudal C-705 (digantikan posisi RHIB).

Sementara dari sisi kanon NG-18, daya tembaknya digadang maksimum hingga 4.000 meter dan jarak tembak minimum 500 meter. NG-18 (AK-630) dengan kecepatan tembak 4.000 – 5.000 proyektil per menit, dipercaya sanggup mematahkan serangan dari rudal anti kapal.

Kemana Peluncur Rudal C-705?
Sebelum dilakukan modernisasi, nampak KRI Sampari 628 dan KRI Tombak 629 dilengkapi dua (dummy) peluncur rudal anti kapal C-705. Namun setelah modernisasi, pada posisi dudukan peluncur rudal, justru tidak nampak kedua peluncur tersebut. Sebagai gantinya pada posisi peluncur rudal ditempatkan sebuah RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat). Belum jelas, apakah nantinya penempatan RHIB itu sementara atau seterusnya. Kuat dugaan nantinya kedudukan peluncur rudal C-705 ada di posisi RHIB saat ini, mengingat kodrat Sampari Class adalah kapal cepat rudal, yang hakekatnya tak bisa dilepaskan dari keberadaan rudal, khususnya rudal anti kapal.

Type 730 Gantikan Bofors 40? 
Merujuk ke artikel di Indomiliter.com, 19 April 2016, disebutkan bahwa TNI AL telah memutuskan untuk memasang kanon reaksi cepat Type 730 buatan Norinco untuk dipasang pada dua unit KCR 60, KRI Sampari 628 dan KRI Tombak 629.

Baca juga: Upgrade Alutsista, TNI AL Pilih Kanon Type 730 Untuk KRI Sampari 628 dan KRI Tombak 629

Dengan terpasangnya NG-18 pada bagian buritan, maka Type 730 mestiya nanti akan dipasang di haluan, yang notabene akan menggantikan posisi Bofors 40 mm. Type 730 sudah dipasang di korvet Parchim Class, KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376 dan KRI Silas Papare 386. Kanon dengan tujuh laras kaliber 30 mm ini maksimum bisa mengumbar 5.800 proyektil dalam satu menit.

Jelas urusan daya hancur dan kemampuan mengentikan laju rudal anti kapal pun meningkat drastis. Jarak tembak efektif kanon ini mencapai 3.500 meter. Jenis amunisi yang digunakan mulai dari armour-piercing discarding sabot (APDS), high explosive incendiary (HEI) dan target practice (TP) untuk latihan. Menurut rilis, sasaran yang melesat hingga kecepatan Mach 2 masih dapat ditangkal Type 730. Jumlah stok amunisi yang siap digunakan adalah 1.000 peluru. (Bayu Pamungkas)

 

40 Comments