KRI Nagapasa 403 Tuntas Lakukan Modifikasi, 2 Agustus 2017 Siap Dikirim Ke Indonesia

Bila merujuk ke rencana awal, harusnya pesanan pertama kapal selam terbaru TNI AL, Nagapasa Class Type 209/1400 (aka – Changbogo Class) dari Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), sudah dikirim ke Indonesia pada bulan Maret 2017. Namun karena dilakukan sejumlah modifikasi pasca sea trial, maka jadwal pengiriman kapal selam perdana, yakni KRI Nagapasa Class 403 molor empat bulan dari jadwal seharusnya. Sumber dari pihak DSME menyebut KRI Nagapasa 403 rencananya baru akan dilayarkan ke Indonesia pada tanggal 2 Agustus mendatang.

Baca juga: Raytheon Anschütz Pasok Teknologi 3D Steering and Submarine Control Untuk Kapal Selam Nagapasa Class TNI AL

Seperti dikutip dari Janes.com (27/7/2017), disebutkan saat ini proses modifikasi dan keseluruhan sistem telah siap, dan kapal akan dikirim setelah melewati upacara penyerahan. Sejak diluncurkan pada pada Maret 2016, KRI Nagapasa 403 kemudian memasuki masa sea trial pada Oktober 2016. Serangkaian modifikasi telah dilakukan untuk menambah kecanggihan Siluman Bawah Air ini, diantaranya termasuk instalasi teknologi 3D Steering And Submarine Control dari Raytheon Anschütz.

KRI Nagapasa 403 merupakan bagian dari kontrak senilai USD1,1 miliar yang ditandatangani antara DSME dan pemerintah Indonesia pada bulan Desember 2011. Kontrak tersebut dilengkapi dengan perjanjian ToT. Dua unit kapal pertama dan kedua dibangun di Korea Selatan, sedangkan kapal ketiga akan diproduksi di pabrik kapal PT PAL yang dibangun dengan kerjasama DSME.

Baca juga: Kongsberg MSI-90U Mk 2: Canggihnya Combat Management System di Nagapasa Class TNI AL

Dari spesifikasinya, Nagapasa Class punya bobot 1.280 ton saat muncul di permukaan dan bobot menjadi 1.400 ton saat menyelam. Kapal selam diesel listrik ini memiliki panjang keseluruhan 61,2 meter, lebar keseluruhan 6,25 meter, dan hull draught 5,5 meter. Nagapasa Class disokong empat mesin diesel MTU 12V493, saat menyelam kecepatan mencapai kecepatan maksimumnya 21,5 knots, dan kecepatan maksimum di permukaan 11 knots. Jarak jelajah kapal selam ini mencapai 18.520 km.

Meski kapal selamnya belum tiba di Tanah Air, beragam persiapan telah dilakukan, seperti pembangunan pangkalan kapal selam baru di Palu, Sulawesi Tengah, serta pembangunan Submarine Command Team Trainer (SCTT) dari Rheinmetall Defence untuk pelatihan awak Korps Hiu Kencana. (Haryo Adjie)

24 Comments