KRI Arun 903 Telah Pulih Ke Posisi Normal

Setelah dilaporkan kandas pada Senin, 19 Maret 2018, hari ini (22/3/2018) diwartakan bahwa KRI Arun 903,kapal tanker terbesar TNI AL dengan bobot 11.520 ton telah berhasil dipulihkan dan kembali ke posisi normal, setelah sebelumnya sempat miring beberapa derajat. Penyebab miringnya kapal tanker tersebut menurut Komandan KRI Arun 903 terjadi saat proses pengisian bahan bakar.

Baca juga: Kapal Tanker KRI Arun 903 Kandas di Dermaga Ujung

Dikutip dari tnial.mil.id, kronologis kejadian dimulai pada Senin lalu, sebelumnya KRI Arun 903 melaksanakan pengisian bahan bakar untuk KRI dr. Soeharso-990 dengan jumlah 2.248 ton dan kapal posisi miring kiri 0,5 derajat, kemudian di balast ke kanan menggunakan air tawar dan HSD dari tangki 3 dan 4 (wing kiri) ke tangki 3 dan 4 (wing kanan) menggunakan klep, mengalir secara alami dari pukul 07.00 s.d. 07.05 perubahan posisi kapal miring ke kanan 1 derajat dari posisi semula. Posisi ini masih semu karena KRI Arun disandarai KRI dr. Soeharso 990 dan posisi klep sudah tertutup semua.

Pada pukul 08.00 pengisian KRI dr. Soeharso 990 dimulai dengan mengambil tangki 3 wing kanan sampai dengan pukul 13.31 kapal tetap miring kanan 0,5 derajat dan pada saat itu KRI dr. Soeharso 990 masih menempel di lambung kanan KRI Arun 903. Selanjutnya pada pukul 15.30 KRI Soeharso lepas dari lambung kanan KRI Arun, posisi kapal mulai terjadi penambahan kemiringan sampai dengan lebih dari 10 derajat miring kanan.

Sebagai informasi, KRI dr. Soeharso 990 adalah jenis kapal rumah sakit yang dibangun dari platform LPD (Landing Platform Dock). Sebelumnya kapal ini bernama KRI Tanjung Dalpele 971.

Melihat kondisi kapal yang miring tersebut Komandan KRI Arun dan seluruh ABK melakukan penanggulangan secepatnya dengan memperkuat tali-tali di dermaga agar kapal tidak bertambah miring. Untuk menghidari terputusnya aliran listrik, ABK menghidupkan DG (Diesel Generator) VII untuk mengganti aliran darat ke kapal. Kemudian untuk mengimbangi muatan kapal, dilakukan dengan menyalakan pompa balast. Untuk menahan kemiringsn kapal, komandan kapal berkoordinasi dengan Staf Operasi Koarmatim untuk bantuan kapal tunda. Langkah lainnya yang dilakukan dengan cara memindahkan muatan air tawar dari tanki 1 (wing kanan) ke tanki 1 (wing kiri).

Paling tepi kapal tanker KRI Arun 903 dan di tengah LPD KRI Banjarmasin 592.

Kemudian untuk mengembalikan posisi semula dilakukan dengan memindahkan muatan solar dari tanki 3 (wing kanan) ke 3 (wing kiri), namun penanggulangan belum berhasil karena kondisi laut yang surut dan kapal posisi duduk di lumpur. Pada pukul 19.00, posisi kapal masih miring kanan 10 derajat. Pada pukul 20.00 kemiringan kapal berkurang menjadi 8,8 derajat, kemudian pukul 21.00 menjadi 7,2 derajat.

Proses transfer HSD dilanjutkan dengan pengisian dari tanki 2 dan 3 kanan menuju tangki kiri. Proses transfer HSD adalah proses mengalirkan HSD dari storage tank menuju Daily Tank. Setelah proses unloading maka HSD akan tersimpan pada storage tank.

Baca juga: KRI Balikpapan 901 – Kapal Tanker Tua Peninggalan Perang Dingin

Pada pukul 22.00 kemiringan kapal berkurang menjadi 6,5 derajat dan pada pukul 23.00, secara berangsur posisi kapal 3,5 derajat. Pemindahan HSD dari tanki kanan ke kiri terus dilakukan sampai kapal dalam kondisi miring 2,5 derajat pengisian tanki 2 dan 3 kanan di hentikan, dilanjutkan pengisian dari wing water balast lambung kiri KRI buritan sampai dengan kondisi kemiringan kapal 1 derajat pada pukul 00.00 dan 0,5 derajat pada pukul 01.00 WIB. Upaya yang dilakukan komandan KRI Arun 903 dan seluruh anggotanya membuahkan hasil dan pada hari Selasa pagi, KRI Arun 903 dalam posisi normal.

7 Comments