KN Tanjung Datu 1101 Uji Kelaikan dan Sewaco Bersama TNI AL

Senin, 20 November 2017 menjadi hari yang bersejarah bagi Bakamla (Badan Keamanan Laut) RI alias Indonesia Coast Guard, pasalnya institusi peronda dibawah Menkopolhukam ini telah meluncurkan kapal patroli terbesarnya, KN Tanjung Datu 11, yang dibangun oleh PT Palindo Marine Shipyard, Batam, perusahaan swasta yang kondang memasok kapal perang untuk untuk segmen KCR (Kapal Cepat Rudal) dan kapal patroli bagi TNI AL.

Baca juga: KN Tanjung Datu 1101 – Dimensi Laksana Frigat, Berstatus Kapal Patroli Penjaga Pantai

Dengan panjang mencapai 110 meter, lebih panjang ketimbang Perusak Kawal Rudal (PKR) RE Martadinata Class yang punya panjang 105 meter, serta bobot 2.400 ton, sontak peluncuran KN Tanjung Datu mendapat perhatian besar dari media massa. Dan seperti peluncuran kapal pada umumnya, setelah seremoni kapal yang pertama kalinya merasakan asinnya air laut, maka dilanjutkan dengan momen sea trial.

Seperti dikutip dari tnial.mil.id, disebbutkan bahwa TNI AL telah melaksanakan uji kelaikan KN Tanjung Datu 1101 pada 16 sampai dengan 22 Desember 2017, di wilayah perairan sekitar Batam.

Dalam kegiatan tersebut, TNI AL menerjunkan Tim Kelaikan Materiel dari Dinas Kelaikan Materiel Angkatan Laut (Dislaikmatal) yang dipimpin oleh Letkol Laut (T) Hilman Panungkuran, beserta tiga orang personel tim lainnya yaitu, Mayor Laut (T) Ir. Dwi Suprihantono Putro spesialis bidang platform, Mayor Laut (E) Richard Martin dibantu oleh Serka MES Wiwit Sudiatmoko yang menangani bidang navigasi dan Sewaco (Sensor, Weapon and Command).

Baca juga: Sewaco – Sistem Senjata Terpadu Armada TNI AL

Meski belum ada keterangan lebih lanjut, namun adanya unsur Sewaco dalam uji kelaikan KN Tanjung Datu menyiratkan bahwa kapal patroli terbesar ini memang dirancang untuk suatu saat dapat dilengkapi sistem senjata. Dalam suatu mockup OPV 110 meter Bakamla memang pada anjungannya diperlihatkan senjata berupa kanon. Yang bila diperinci, terlihat seperti model kanon Bofors 40 mm. Walau dari sisi desain, sejatinya sekelas KN Tanjung Datu lebih pas dipasang kanon Bofors 57 mm.

Keberadaan Sewaco lumrah ada di setiap kapal kombatan, kecanggihan pesenjataan suatu kapal perang dapat diukur dari sistem Sewaco yang menyertainya. Sistem Sewaco kapal perang dipusatkan pada ruang PIT (pusat informasi tempur), yang juga merupakan pusat pengendalian kapal atau lazim disebut pos komando umum. Tentu adanya sentuhan Sewaco di KN Tanjung Datu 1101 menjadi kabar baik, mengingat selama ini senjata andalan pada kapal coast guard umumnya adalah water canon.

Uji kelaikan yang dilaksanakan oleh TNI AL dari tim Dislaikmatal ini, merupakan permintaan langsung Bakamla RI guna memberikan rasa aman atas keselamatan baik personel, materiel, maupun lingkungan selama kapal tersebut dioperasionalkan.

KN Tanjung Datu 1101 merupakan kapal jenis patroli terbesar yang pernah dibangun di Indonesia. Kapal ini memiliki kecepatan maksimum 18 knot, dengan Panjang 110 meter, Lebar 15,5 meter dan tinggi main deck 6,90 meter. Kapal ini memiliki kecepatan jelajah 15 knot, dengan kecepatan ekonomis 10 knot. Lambung kapal terbuat dari steel marine grade A, dan Kapal ini akan diawaki sejumlah 76 personel.

Untuk sistem penggerak, KN Tanjung Datu 1101 dilengkapi dengan dua mesin utama yang punya kekuatan 5,300hp, dibantu empat mesin diesel generator @250Kva yang mampu melaju dengan kecepatan 20 knots per jam. Sementara kecepatan jelajah kapal penjaga pantai ini adalah 15 knots. KN Tanjung Datu 1101 mampu menampung satu helipad ukuran medium dengan bobot maksimal delapan ton, sehingga kapal patroli ini sanggup di darati helikopter sekelas NBell-412.

Nama KN Tanjung Datu sendiri diambil dari nama daerah perbatasan Indonesia dengan Malaysia, tepatnya di Kelurahan Temajuk Kecamatan Paloh, Kab. Sambas, Prov. Kalbar, dimana terdapat mercusuar setinggi 43 meter di kawasan hutan lindung lereng Gunung Datu sebagai penanda batas kepemilikan wilayah RI. (Gilang Perdana)

25 Comments