Jammer Anti IED: Teknologi Penetralisir Peledak Berpemicu Frekuensi dari PT Inti dan Dislitbangal

1744-1

IED (Improvised Explosive Device) kian menjadi momok menakutkan bagi laju pasukan infanteri dan kavaleri. Ambil contoh, ribuan pasukan AS dan koalisinya tewas di laga Irak dan Afghanistan dikarenakan tebaran IED, meski tak sedikit pula infanteri yang meregang nyawa akibat tembakan sniper. Popularitas IED kemudian mendorong hadirnya ranpur berkualifikasi Mine-Resistant Ambush Protected (MRAP). Jenis ranpur yang juga tak asing digunakan Korps Baret Merah Kopassus TNI AD.

Baca juga: Bushmaster PMV – Jawara Perang Afghanistan Untuk Kopassus TNI AD

Baca juga: Mamba MK2 SWB – Rantis Serbu MRAP Sat-81/Gultor Kopassus TNI AD

backpack_jammerHawkAI-Netline-650

Sebelum masuk ke bahasan tentang jammer anti IED, terlebih dulu perlu diingat bahwa IED adalah peledak kecil yang ditambahi beberapa komponen agar ledakannya bisa lebih terarah dan mematikan. Di dalamnya, ditambahi sebuah ponsel murah, kabel-kabel, sekering, baterai (tipe AA atau 9 volt), selotip listrik, dan sebuah thyristor. Semua komponen ini dirangkai sedemikian rupa dengan memanfaatkan mekanisme kerja getaran ponsel. Dari getaran ponsel ketika dilakukan panggilan inilah nantinya komponen listrik yang telah dirangkai terhubung dan mampu meledak sesaat setelahnya.

Baca juga: Casspir MK3 – “Kuda Perang” Kopassus dari Afrika Selatan

74bravotvh

Karena membutuhkan ponsel lain untuk menghidupkannya, maka IED mampu dikendalikan dari jarak jauh. Hanya dibutuhkan sinyal dan jaringan yang bagus untuk mengaktifkannya. Dengan sekali panggilan, maka IED pun langsung meledak.Karena murah dan mudah dirakit, IED populer saat Amerika Serikat melakukan invasi ke Irak dan Afganistan. Para gerilyawan biasanya membuat IED untuk menghadang laju serangan pasukan darat AS.Hanya saja, tingkat kerusakan yang dihasilkan IED tidak separah bom kelas C4. Oleh karenanya, IED seringkali dipasang dalam sebuah mobil atau benda lain untuk meningkatkan efek dari kehancuran yang ditimbulkan.

Meski kebanyakan IED diledakan dengan trigger sinyal ponsel, namun sejatinya IED dapat diledakan lewat frekuensi radio, Bluetooth, dan Infrared. Nah, berangkat dari kasus diatas, munculah teknologi jammer anti IED. Di medan tempur seperti Irak dan Afghanistan, keberadaan jammer anti IED sudah lumrah dalam tiap operasi rutin.

Baca juga: Ranjau Anti Heli – Jebakan Maut Untuk Infiltran

Beginilah efek ledakan dari IED.
Beginilah efek ledakan dari IED.

Baca juga: GPS Jammer TNI AL – Pengacau Sinyal Satelit, Mampu Gagalkan Serangan Rudal dan Pointing Target

Wujudnya bisa dalam model vehicle mounting jammer atau model backpack jammer. Fungsi keduanya sama, yakni mengacaukan frekuensi radio di area sasaran. Yang membedakan lebih kepada coverage jammer, vehicle mounting dengan dukungan power supply lebih besar bisa menjangkau area lebih luas. Sementara backpack jammer lebih fleksibel dengan tas ransel, ideal digunakan oleh unit infanteri.

Jammer Anti IED dari Dislitbangal – PT Inti
Meski pasukan TNI belum menghadapi ancaman langsung dari IED, namun Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Laut (Dislitbangal) TNI AL dan BUMN PT Inti (Industri Telekomunikasi Indonesia) sudah berhasil mengembangkan prototipe jammer anti IED dalam model backpack. Karena dikembangkan oleh Dislitbangal, besar kemungkinan proyeksi alat ini untuk kebutuhan pasukan marinir kedepan. Sementara peran PT Inti sebagai pendukung sistem elektronik dan teknologi dari jammer anti IED tersebut.

Inilah anti jammer IED yang dikembangkan Dislitbangal dan PT Inti.
Inilah anti jammer IED yang dikembangkan Dislitbangal dan PT Inti.
Pasukan AS sedang mempersiapkan jammer anti IED.
Pasukan AS sedang mempersiapkan jammer anti IED.

“Jangkauan jammer anti IED yang kami kembangkan bisa mencapai radius satu kilometer. Perangkat ini juga dapat menjalankan jamming multi frekuensi, mulai dari frekuensi CDMA, PCS, WCDMA, GSM 1800/1900, WiFi 2.4Ghz, Bluetooth, dan GPS,” ujar Yudi Limbar Yasik, Kepala Divisi (EGM) Corporate Planning PT Inti. Soal jangkauan sebenernya bisa disesuaikan, bergantung pada power supply. Sementara banyaknya antena pada backpack bergantung pula pada banyaknya sasaran frekuensi yang mau di jamming.

Untuk backpack jammer anti IED rancangan Dislitbangal dan PT Inti, kabarnya dapat mengadopsi empat band frekuensi, dengan output max per band 20W, sehingga total ada output 80W. Sebagai sumber tenaga menggunakan baterai lithium polymer/DC 48V. Dengan kondisi empat band frekuensi diaktifkan, masa aktif baterai bisa mencapai 1 jam. Guna mencegah panas berlebih pada komponen, pada backpack juga disertakan fan cooling.

Kinerja tim penjinak ranjau sangat terbantu dengan jammer anti IED.
Kinerja tim penjinak ranjau sangat terbantu dengan jammer anti IED.

Prototipe backpack jammer anti IED ini diberi model number GM-20MP, dan punya ukuran panjang 500 mm, lebar 375 mm dan tinggi 185 mm. Untuk bobotnya sekitar 23 kg, bergantung pada pilihan komponen di dalamnya. Dari segi ukuran, sekilas mirip dengan radio panggul PRC-77. Sayangnya, implementasi perangkat ini bukan tanpa tantangan, mengingat operasional jammer memerlukan ijin frekuensi dari Ditjen Postel.

Baca juga: Radio AN/PRC-77: Andalan Komunikasi Tempur TNI di Operasi Seroja

Salah satu mobil patwal VIP yang dilengkapi perangkat jammer.
Salah satu mobil patwal VIP yang dilengkapi perangkat jammer.
Snapshot dari tayangan TV ini memperlihatkan vehicle mounting jammer yang digunakan Paspampres.
Snapshot dari tayangan TV ini memperlihatkan vehicle mounting jammer yang digunakan Paspampres.
Mobil mewah pun bisa dipasangi antena jamming.
Mobil mewah pun bisa dipasangi antena jamming.

Keberadaan jammer anti IED boleh dibilang sangat penting, selain jadi ‘perisai’ pasukan infanteri, perangkat ini juga banyak gunanya di masa damai. Ambil contoh penggunaan jammer anti IED dalam proteksi VIP (very important person). Di Indonesia,penggunaan jammer untuk beragam peran lumrah dilakukan oleh Paspampres (Pasukan Pengawal Presiden). Umumnya dalam iring-iringan kendaraan pengawal kepresidenan terdapat unit vehicle mounting jammer. Dengan hadirnya alat ini, ancaman teror bom yang dipicu frekuensi radio dapat dinetralisir, namun sebagai dampaknya mungkin sinyal ponsel warga di sekitaran akan ikut terganggu. (Haryo Adjie)

7 Comments