IDE iDefender, Pasok Sistem Interdiksi Maritim di Koarmabar TNI AL

Nama vendor yang satu ini masih terdengar asing di jagad alutsista Tanah Air. Namun, IDE (INTRACOM Defense Electronics) adalah pihak yang dipercaya oleh Raytheon untuk memasok sistem elektronik pada rudal hanud Patriot. IDE sendiri bukan perusahaan Amerika Serikat, melainkan manufaktur sistem komunikasi militer yang berasal dari Yunani. Dan belum lama ini, IDE telah mengumumkan sukses melakukan implementasi iDefender pada kapal perang Kormabar (Komando Armada Barat) TNI AL.

Baca juga: Flashing Light to Text Converter – Komunikasi Antar Kapal Perang Saat Jalankan “Radio Silent”

Dalam siaran pers di intracomdefense.com (20/2/2018), disebutkan implementasi sistem yang berupa turnkey ini disasar untuk mendukung kampanye Maritime Interdiction Operations (MIO). Interdiksi adalah kegiatan operasi memutus jaringan sindikat narkoba nasional maupun internasional dengan mengejar atau menghentikan orang, kapal laut, pesawat terbang atau kendaraan yang diduga membawa narkotika atau prekursor narkotika, untuk dilakukan penangkapan terhadap tersangka serta penyitaan barang bukti dan asetnya.

Dengan iDefender Satuan Koarmabar dapat mempunyai kapabilitas lebih maksimal untuk peran recognition/surveillance, command and control dengan basis digital intercommunication secara real time, sehingga informasi yang terjadi di lapangan setiap waktu dapat terpantau dan terkomunikasikan dengan level pengambil kebijakan di land-based command center. Kesemuanya dilakukan untuk menjamin penegakan hukum di wilayah perbatasan maritim Indonesia dan Singapura.

Ship boarding Kopaska dengan CANTOKA

iDefender
Perangkat yang berwujud dalam sebuah suite ini memberi dukungan pada kampanye MIO dengan standar NATO ATP-71. Solusi IDE menawarkan sistem yang memungkinkan penyebaran informasi berupa suara, data dan video real-time di dalam operasi interdiksi maritim. Jalur komunikasi iDefender mencakup koneksi antara unit penyisir dalam RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat) dan kapal utama.

Umumnya interdiksi dilakukan dengan penggelaran tim VBSS (Visit, Board, Search, and Seizure). Begitu pasukan pemeriksa naik ke atas kapal sasaran, tim melakukan operasi ofensif tempo tinggi dengan kontrol yang ketat, presisi pada target serta identifikasi yang akurat sangat penting untuk keberhasilan operasional.

 

Dalam perkembangan situasi yang serba cepat, tim VBSS membutuhkan sistem komunikasi yang aman dan dapat diandalkan secara realtime baik data dan video, menjadikan unit VBSS di kapal sasaran dapat melakukan komunikasi dengan komandannya di kapal utama.

iDefender menyediakan Sang Komandan sarana untuk mengarahkan jalannnya operasi dan memberikan respon yang tepat atas kondisi yang ada, tidak sebatas operasi interdiksi, melainkan untuk dukungan dalam misi SAR. iDefender disebut-sebut mengintegrasikan beragam sensor, mulai dari AIS, GPS, marine/coastal radars, EO/IR dan perangkat IT lain yang memungkinan pertukaran data yang mulus tanpa hambatan ke pangkalan.

Baca juga: Gagalkan Perompakan di Selat Berhala, KRI Teluk Bintuni 520 Laksanakan Misi VBSS

Kecanggihan iDefender adalah penggunaan IP-based tactical communications network system yang disebut Spart@n, memungkinkan kapabitas pertukaran informasi multimedia, aplikasi suara dan IP data yang aman. Interdiksi maritim menjadi aksi yang penting dan mutlak dilakukan, terlebih dengan maraknya penyelundupan narkotika lewat laut di wilayah Indonesia. (Gilang Perdana)

6 Comments