Haiyang Shan 936: Kapal Perang Pertama dengan Electromagnetic Railgun

Dilihat dari nomer lambung yang tertera, sekilas sosok kapal dalam foto di atas adalah milik TNI AL. Maklum 9xx adalah label yang disematkan pada armada Satuan Kapal Bantu (Satban). Tapi jangan keliru, kapal di atas adalah landing ship Type 072III, persisnya adalah Haiyang Shan 936 milik AL Cina. Dibalik desain landing ship yang biasa, Haiyang Shan dalam beberapa waktu ini sempat membetot perhatian para pengamat alutsista dari manca negara.

Baca juga: RIMPAC 2018, Kali Ini Tanpa Kehadiran Armada AL Cina

Meski hakekatnya hanya berbekal senjata di level PSU (Penangkis Serangan Udara), namun ada yang berbeda pada ujung haluan Haiyang Shan. Seperti menjadi perbincangan, Haiyang Shan dengan bobot 7 ribu ton dan panjang 119,5 meter diduga mengusung senjata pamungkas masa depan, yaitu electromagnetic railgun. Dalam desain kubah (turret) yang terlihat masif, electromagnetic railgun disematkan pada dudukan yang sebelumnya terpasang kanon PSU H/PJ76F kaliber 37 mm.

Tidak hanya memperlihatkan bentuk kubah meriam, sebagai elemen pendukung di belakangnya juga nampak tiga unit kontainer. Dikutip dari popsci.com (2/2/2018), desain kubah yang terlihat mencolok tersebut ditaksir punya dimensi 22-33 kaki (6 – 10 meter) dan diameter laras 12-20 inchi. Dirunut dari lazimnya sebuah meriam pada haluan kapal perang, maka kubah electromagnetic railgun di Haiyang Shan punya ukuran dua kali lebih besar dibanding kaliber meriam konvensional.

Adopsi electromagnetic railgun di masa depan dipercaya dapat merubah tatanan dalam pertempuran, lantaran model senjata ini dapat melontarkan proyektil dengan kecepatan hipersonik untuk jarak tembak yang sangat jauh. Disebut-sebut kecepatan tembak senjata ini bisa mencapai Mach 5 – 7. Para ilmuwan yang mengembangkan senjata ini yakin peluru railgun bisa melesat dengan kecepatan Mach 7,5 atau sekitar 9.100 kilometer per jam.

Amerika Serikat yang sudah pernah merilis uji coba senjata jenis ini, menyebutkan bahwa prototipe railgun mampu menembakkan proyektil dalam kecepatan 7.800 kilometer per jam atau lebih dari 6 Mach dengan jangkauan 160 kilometer.

Karena digadang sebagai senjata maut di masa depan, negara-negara berkocek tebal seperti AS, Rusia, India dan Turki juga telah merintis pengembangan electromagnetic railgun. Salah satu yang fenomenal dan terpublikasi luas adalah uji coba di AS yang dibangun manufaktur BAE Systems.

Namun, diantara rangkaian uji coba electromagnetic railgun, belum ada yang pernah mengujinya di atas kapal perang, sampai kemudian AL Cina yang nekad melakukannya. Laksamana Muda Ma Weiming yang memimpin program pengembangan electromagnetic railgun menyebut pihaknya telah menguji 50.000 kali senjata ini, dengan ratusan kali mengalami kegagalan.

Merealisasikan senjata ini memang tak mudah, untuk dukungan sumber tenaga saja diperlukan daya yang sangat besar. yakni hingga 25 megawatt, atau setara dengan listrik yang digunakan oleh 18.750 rumah di AS. Tantangan kedua adalah soal penyimpanan daya, kemudian rancangan material pada laras yang harus benar-benar ekstra kuat, dan yang tak kalah penting adalah sistem pemandu proyektil yang melesat bak halilintar tersebut.

Baca juga: Frigat Hunter Class – Jurus Australia Hadapi Ekspansi Kekuatan Bawah Laut Cina

Untuk soal kebutuhan daya, Cina rupanya sudah berpikir jauh, dibawah proyek Laksamana Ma Weiming sudah dikembangkan teknologi listrik berdaya besar untuk kapal perang, Integrated Electrical Propulsion Systems (IEPS). Oleh beberapa pengamat, teknologi ini diusung untuk mendukung konsep electromagnetic railgun, dan disebut-sebut IEPS kumungkinan akan dipasang pada kapal perusak (destroyer) terbaru Cina, Type 055.

Sebelum Cina, AS justru telah mencanangkan uji coba electromagnetic railgun di atas kapal USNS Trenton pada tahun 2016. Namun rencana tersebut tak dilanjutkan karena masalah anggaran yang konon terlalu mahal, dan fokus Pentagon belakangan masih pada pengembangan senjata artileri kapal konvensional. Walau belum menemukan skala ekonomi penggunaan jenis senjata ini, model electromagnetic railgun dipercaya di masa depan dapat merubah tatanan pertempuran, terutama di segmen artileri kapal perang. (Gilang Perdana)

12 Comments