Gripen Aggressor: Saatnya Gripen Jadi Penantang Dalam Duel Latihan Tempur

Meski tak terpilih sebagai pengganti F-5 E/F Tiger II TNI AU, Saab tak lantas patah arah untuk mengembangkan jet tempur Gripen. Selain tengah bekerjasama dengan Brasil dan Thailand untuk pengembangan Sea Gripen, belum lama ini di ajang Defence and Security Equipment International (DSEI) 2017, manufaktur alutsista asal Swedia ini memperkenalkan varian Gripen Aggressor. Jenis Gripen yang satu ini dirancang khusus, yakni untuk misi latihan air combat.

Baca juga: Jajal Dogfight, J-11 (Sukhoi Su-27) Kalah Telak dari Gripen, Ini Dia Sebabnya!

Merujuk ke siaran pers dari Saab.com, Gripen Aggressor sejatinya mengambil platform dari Gripen C (single seat) biasa, namun pada varian ini kanon internalnya dilepas, alias tidak dipasang. Dengan tidak adanya kanon internal, selain mengurangi harga jual, bobot pesawat juga bisa lebih ringan, artinya manuver pesawat lebih lincah. “Bukan tak mungkin nanti akan dirilis Gripen Aggressor dengan double seat (dari platform Gripen D), tergantung permintaan pelanggan,” ujar Richard Smith, head of sales and marketing Gripen.

Sebagai informasi, pada Gripen D memang tidak dilengkapi kanon internal, sementara di Gripen E dlengkapi kanon internal Mauser BK-27 kaliber 27 mm. Bobot kanon ini mencapai 100 kg, dan dilengkapi kotak peluru yang berisi 145 butir amunisi.

Lantas yang menjadi pertanyaan, mengapa Saab menawarkan Gripen sebagai pesawat tempur agresor dalam latihan tempur? Richard Smith menyebut model pesawat agresor yang ada saat ini sudah ketinggalan jaman, tidak sesuai lagi dengan teknologi pertempuran modern. Beberapa yang jadi catatan Smith pada pesawat agresor saat ini adalah lemahnya kemampuan supersonic flight, low observability, beyond-visual-range capabilities, sensor fusion, active electronically scanned array radars, electronic warfare dan datalinks. Dengan adanya kesenjangan teknologi tersebut, menjadikan program pelatihan pada pilot tempur tak bisa maksimal. Pilot dalam latihan tempur selalu dihadapkan pada pesawat agresor yang punya kemampuan serba minus. Untuk itulah Saab menawarkan Gripen Aggressor, untuk memberikan tantangan maksimal pada latihan duel tempur di udara.

Mockup Gripen Aggressor di DSEI 2017.

Baca juga: Gripen Fighter Challenge – Menjajal Sensasi Jet Tempur Gripen dari Layar Smartphone

Special marking pada Gripen Aggressor.

Tentu tak murah untuk mempunyai unit pesawat agresor, hanya negara-negara berkocek anggaran militer tebal yang biasanya punya fasilitas ini. Untuk itu Saab memang menyasar proyek Gripen Aggressor pada Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Seperti di AS ada US Adversary Air (AdAir) dan di Inggris ada Air Support to Defence Operational Training (ASDOT). Salah satu jet tempur yang kondang sebagai agresor di AdAir adalah F-5 E Tiger, di era Perang Dingin F-5 Tiger kerap memerankan fungsi sebagai MiG-21 Fishbed. Dan kini Gripen Aggressor ditawarkan untuk memenuhi persyaratan atas kebutuhan AdAir. (Gilang Perdana)

18 Comments