Electronic Support Measure: Jurus Kapal Perang Mengendus Keberadaan Lawan via Gelombang Elektomagnetik

Urusan intai mengintai jamak dilakukan oleh setiap kapal perang, sembari melakukan patroli dengan kecanggihan olah gelombang elektromagnetik, setiap informasi yang berasal dari sinyal radar lawan dapat dikumpulkan dan dianalisa, tujuannya tak lain agar dapat mengetahui obyek-obyek yang berdekatan, baik di permukaan dan udara. Output dari analisa tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebetuhan informasi taktis dan peran intelijen. Dalam dunia militer, perangkat pendukung intai dengan memanfaatkan gelombang elektromagnetik disebut sebagai Electronic Support Measure (ESM).

Baca juga: GPS Jammer TNI AL – Pengacau Sinyal Satelit, Mampu Gagalkan Serangan Rudal dan Pointing Target

Di arsenal kapal perang TNI AL, tidak semua kapal dilengkapi dukungan ESM, umumnya ESM hadir di kapal patroli modern dan kapal perang utama, seperti armada kapal frigat/korvet di Satuan Kapal Eskorta (Satkor) dan sebagian kapal di Satuan Kapal Cepat (Satkat). Sebagian besar perangkat ESM masih dipasok dari luar negeri. Terkhusus di kelas kapal cepat, KCR (Kapal Cepat Rudal) Mandau Class buatan Korea Selatan misalnya, dari awal telah dilengkapi ESM Thomson-CSF seri DR2000S. Sementara di KRI Singa 651 (FPB-57 Class) menggunakan ESM lansiran dalam negeri, hasil pengembangan PT Infra RCS Indonesia dan Dislitbangal. Sejatinya ESM ini bukan lagi solusi baru, pasalnya instalasi ESM di KRI Singa 651 sudah dilakukan pada tahun 2012. Sebelumnya ESM produk dalam negeri ini telah dipamerkan di ajang Indo Defence 2010.

Instalasi ESM di KRI Singa 651.

Baca juga: FPB-57 Nav V TNI AL – Varian Kapal Cepat dengan Bekal Senjata dan Sensor Maksimal

Seperti apakah ESM? Perangkat ini juga dikenal sebagai Electronic Warfare Receiver, malah ada yang menyebutnya sebagai radar pasif penerima sinyal elektromagnetik. Peran dari ESM yakni untuk mengidentifikasi dan menentukan arah (Angle of Arrival / AoA) emisi yang dipancarkan perangkat elektromagnetik lawan. Beberapa item lawan yang memancarkan sinyal elektromagnetik seperti radar, peralatan komunikasi, perangkat jammer, drone, pesawat udara, dan rudal.

Baca juga: Mandau Class – Generasi KCR TNI AL Warisan Orde Baru

Perangkat ESM terdiri dari antena, kompas, display, prosesor and direction finder, serta receiver. ESM Receiver berfungsi sebagai sensor untuk mendeteksi dan mengukur emisi elektromagnetik, dan hasilnya kemudian diteruskan ke prosesor yang berfungsi untuk mengidentifikasi sinyal terdeteksi. Direction finder digunakan untuk menentukan arah sinar emisi. Sistem ESM dirancang untuk beroperasi sebagai sistem Naval ESM. Hasil dari identifikasi sinyal yang terdeteksi digunakan untuk menentukan jenis ancaman yang mungkin ditimbulkan, sehingga antisipasi yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Proses identifikasi dilakukan dengan pengolahan dalam aplikasi di komputer.

Pada dasarnya ada dua tipe ESM, yaitu ELectronic INTelligence (ELINT), digunakan untuk penyadapan dan analisa emisi radar dari pengawasan, pengontrolan dan sering bekerjasama dengan ECM (Electronic Counter Measure) untuk melakukan tugasnya. Yang kedua Intelijen Komunikasi (COMINT), digunakan untuk penyadapan komunikasi, baik dengan suara maupun datalink.

Tepat dibawah antena ESM yang sedang dipasang, dengan bentuk “bulat” adalah radar Thales WM-22/WM-28.

Baca juga: Thales WM-22/WM-28 – Radar Pengendali Tembakan Khas Kapal Perang TNI AL Era 80 dan 90-an

Instalasi ESM di KRI Singa 651
Perangkat ESM dipasang diatas tiang gavel KRI Singa-651. Pemasangan alat tersebut dilakukan oleh personel Benglek Fasharkan Surabaya bekerja sama dengan para awak KRI. Untuk mencapai ujung tiang tersebut ahli elektro itu harus memanjatnya. Sedangkan peralatan tersebut bobotnya lumayan berat, sehingga para ahli elektronika itu menggunakan bantuan sebuah crane milik Fasharkan. Beberapa parameter yang dapat diukur ESM ini adalah frekuensi radio, AOA (Angle of Arrival), TOA (Time of Arrival), lebar pulsa, amplitude, dan kecepatan rotasi antena radar lawan. (Gilang Perdana)

Spesifikasi ESM Infra:
– Receiver Type : Crystal Video Detector (CVD)
– Frequency range : 2-18 Ghz
– Unambiguous Bandwidth :16 Ghz
– Sum of bits : 12
– Frequency Resolution : 4.5 Mhz
– Frequency Accuracy : 6 Mhz
– Minimum input signal power : -60 dBm
– Maximum input signal power : 0dBm
– Dynamic Range : 60dB
– No damage input power : CW = 1W, Pulse = 20 peak
– Antena Type : Spiral Arsimedes
– Gain : 1-8 dBi
– Axial Ratio : 3 dB max
– VSWR : 1 = 2.5 max

5 Comments