Dilirik Indonesia, Inilah Sosok Kanon Hanud Self Propelled KORKUT Kaliber 35mm

Tertarik tentu kabar baik dalam hal pengadaan alutsista, meski tertarik belum tentu berujung ke proses pembelian. Dan belum lama ini ada kabar dari Aselsan, manufaktur perangkat elektronik militer dari Turki, yang dalam lembar bulletin perusahaan disebutkan pada 20 September 2018, delegasi militer Indonesia tertarik dengan KORKUT, setelah menyaksikan demonstrasi kemampuan senjata ini di Land Forces Command Air Defense School.

Baca juga: Otomatic SPAAG – Kanon Hanud Self Propelled dari Platform Oto Melara 76mm

KORKUT, nama yang terbilang asing ini adalah sistem hanud titik mobile yang disebut Self Propelled Air Defence Gun yang dipasang pada platform ranpur AC-30 buatan FNSS Savunma Sistemleri (FNSS).

Konsepnya mirip dengan Otomatic SPAAG buatan Italia, bedanya jika Otomatic menggunakan kanon kaliber 76 mm, maka KORKUT mengusung twin kanon kaliber 35 mm. Meski kaliber kecil, namun 35 mm dipandang lebih ideal untuk melengkapi kanon hanud reaksi cepat, dari aspek kaliber ini serupa dengan kanon Oerlikon Skyshield yang kini dioperasikan Denhanud Paskhas.

KORKUT pada prinsipnya digadang untuk mengintegrasikan sistem deteksi, pelacakan, identifikasi (IFF) dan eksekusi pada sasaran udara. Artinya baik perangkat sensor (optronic) dan radar (3D), command and control , plus kanon terangkum di dalam kubah yang sama.

Sebagai sasaran yang dapat ditangkal KORKUT adalah rudal udara ke permukaan, rudal jelajah, drone, helikopter dan pesawat tempur yang terbang di ketinggian rendah (maksium 4.000 meter). Sebagai pelumat sasaran adalah kanon dual laras KDC yang dirancang stabil untuk memuntakan munisi kaliber 35 mm. Diantara munisi yang dapat digunakan adalah high explosive incendiary (HE-I), target practice-tracer (TP-T) dan munisi air burst. Tiap laras dapat memuntahkan 1.100 proyektil dalam hitungan satu menit.

Dibangun dari basis ranpur, sekujur bodi KORKUT dilapisi material baja dengan STANAG 4569 Level 4 untuk proteksi dari terjangan proyektil kaliber sedang. Sementara STANAG 4569 Level 2 untuk proteksi dari efek ledakan. Ranpur dengan tiga awak ini dapat menahan ledakan 6 kg TNT pada bagian bawah kendaraan.

Baca juga: Oerlikon Skyranger – Sistem Hanud ‘Tactical Response’ Untuk Natuna

KORKUT terbilang senjata jenis baru, dimana produksi pertamanya baru dimulai pada Maret 2017 dan pengiriman unit perdana ke AD Turki pada Mei 2018. Kontrak kerjasama antara Aselsan dan FNSS pada proyek KORKUT ditandatangani pada 2011. (Gilang Perdana)

6 Comments