BTR-152 6×6: Didatangkan Untuk Operasi Trikora, Punya Nasib Seumur Jagung

Nasib ranpur (kendaraan tempur) ini tak semujur ‘saudaranya’ yang seumuran, yakni BTR-40. BTR-40 lewat program retrofit hingga kini masih dioperasikan oleh Kompi Kavaleri (Kikav) TNI AD dan Korps Brimob. Sementara BTR (Bronetransporter)-152 sudah redup usianya tak lama pasca peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru. Karena alasan kelangkaan suku cadang plus biaya operasional yang tinggi, BTR-152 yang legendaris ini kiprahnya berakhir sebagai sejarah diantara ratusan ranpur lawas TNI.

Baca juga: BTR-40 – Panser Yang Nyaris Jadi Besi Tua

Bagi yang penasaran melihat sosok BTR-152, tak sulit untuk mencarinya, ranpur berpenggerak 6×6 ini dapat Anda temui di Museum TNI Satria Mandala, Jakarta. Dalam beberapa literatur disebut pengguna BTR-152 pada masa lalu dipersiapkan dalam rangka Operasi Trikora, salah satu user BTR-152 adalah Korps Marinir (d/h KKO AL). Bila di Indonesia BTR-152 sudah mati karirnya sejak akhir tahun 60-an, lain lagi di Luar Negeri, BTR-152 tercatat masih banyak dioperasikan sampai dekade 90-an. Pengguna ranpur ini jangan ditanya, jelas cukup banyak, dipastikan BTR-152 ada di setiap negara-negara yang dekat dengan Uni Soviet. Saking populernya, seperti biasa Cina pun menjiplak produksi ranpur ini dengan label Type-56.

Baca juga: Tak Puas dengan Performa, Korps Marinir Pertimbangkan (Kembali) Pengadaan BTR-4M 8×8

Nah, merujuk ke sejarahnya, BTR-152 (juga dikenal sebagai BTR-140) mulai dirancang setelah berakhirnya Perang Dunia II, sang perancang adalah B. M. Fitterman. Platform sasis yang dipakai mencomot truk ZIL-157 6×6. Produksi BTR-152 dilakukan Uni Soviet berdasarkan APC half track SdKfz 251milik Nazi Jerman dan M-3 buatan Amerika pada Perang Dunia II, yang kedua-keduanya pada bagian belakang menggunakan roda berantai seperti tank. Yang membedakan, BTR-152 didesain sesuai kebutuhan medan Uni Soviet dan juga dapat digunakan untuk medan tropis, sehingga bagian belakang menggunakan ban karet.

BTR-152 mulai diproduksi pada tahun 1950 oleh Automotive Factory No. 2 Zavod imeni Stalina sampai 1956, kemudian dilanjutkan Automotive Factory No. 2 Zavod imeni Likhacheva sampai tahun 1962. Total unit yang diproduksi pada rentang 1950 – 1959 terbilang spektakuler, 15.000 unit. Selain digunakan oleh Tentara Merah, BTR-152 dalam jumlah besar memang ditujukan untuk ekspor.

Baca juga: BRDM-1 – Panser Amfibi 4×4 dari Era Bung Karno

BTR-152 menembakkan kanon 23 mm dalam Perang Lebanon.

Seperti ranpur lain pada umumnya, BTR-152 diciptakan dalam banyak varian. Yang paling populer adalah varian standar (awal) BTR-152A yang merupakan APC (Armored Personnel Carrier) sejati. Di varian standar ini BTR-152 belum dilengkapi winch, tanpa atap (open top) – bisa ditutup memakai atap kanvas, dan ban belum dilengkapi pressure control lines. Varian standar ini kemudian banyak dikonversi sebagai kendaraan ambulans, radio station, dan engineer vehicles. Di masa selanjutnya, varian terus dikembangkan, seperti varian pembawa kanon hanud twin gun ZPU-2 kaliber 23 mm. Kemudian ada varian dengan atap tinggi BTR-152S, berperan sebagai command and communication post vehicle.

BTR-152 di modif sebagai kendaraan ARV (Armored Recovery Vehicle).
BTR-152S.

Untuk urusan senjata, yang ini fleksibel bisa dipasangi senapan mesin ringan 7,62 mm sampai SMB (Senapan Mesin Berat) DShk-38. Bicara soal proteksi, ketebalan lapisan bajanya berbeda-beda, seperti bagian depan (15 mm), samping dan bagian belakang (9 mm), roof (10 mm), dan bagian bawah kendaraan (4 mm).

Beraksi dalam film “Navy Seals.”
Karena bentuknya mirip half track NAZI, BTR-152 tak jarang digunakan dalam film bertema Perang Dunia II.

Pastinya berat untuk mengoperasikan BTR-152 tanpa modifikasi dari sisi permesinan, pasalnya mesin masih menggunakan bensin yang boros. BTR-152 mengadopsi mesin ZIS-123 enam silinder dengan pendingin air. Kekuatan mesin mencapai 11.1 HP per ton. Kecepatan maksimum ranpur yang dapat membawa 18 pasukan ini mencapai 75 km per jam. Dengan kapasitas bahan bakar penuh (300 liter), jarak jangkau BTR-152 bisa sampai 650 km. (Gilang Perdana)

Spesifikasi BTR-152
– Weight: 9,91 ton
– Length: 6,55 meter
– Width: 2,32 meter
– Height: 2,04 meter
– Crew: 2 (+18 passengers)
– Ground clearance: 300 mm
– Fuel capacity: 300 liter
– Operational range: 650 km

9 Comments