Battery Command and Control Vehicle: Jantung Pengendali Tembakkan Kanon Giant Bow 23mm
Sebagai senjata regu, kanon PSU (Penangkis Serangan Udara) Giant Bow twin gun 23 mm tak hanya dapat dikendalikan secara manual. Dalam perannya sebagai hanud (pertahanan udara) titik untuk melindungi obyek vital, baterai (kompi) kanon produksi Norinco ini juga dapat dikendalikan secara otomatis dan terpadu dari rantis (kendaraan taktis) Battery Command and Control Vehicle (BCCV). Mulai dari identifikasi, pemilahan sasaran, kendali laras, sampai perintah penembakkan terpusat dari BCV. Bila BCV sudah beraksi, tinggal peran awak pucuk yang standby untuk reload amunisi pada kanon yang dalam Bahasa Indonesia disebut “Panah Raksasa.”
Baca juga: Isuzu Elf NPS 4×4 Giant Bow 23mm – Jadi Truk TNI Berdaya Gempur Tinggi
Ditempatkan dalam kargo pada truk Beiben (tiruan Mercy) buatan Cina, unit BCCV terdiri dari lima operator. Yang pertama adalah Commander (komandan) yang juga berperan sebagai pengendali FCC (Fire Control Computer), operator TDR (Target Designation Radar) dan operator EOC (Electrical Optical Coordinator). Ketiga operator tersebut berada di dalam kargo yang dilengkapi pendingin. Sementara dua operator lainnya, yakni OCT (Optical Commander Telescop) dan operator genset berada di luar kargo.
Dalam simulasi tempur, operator TDR pertama kali akan menerima informasi data sasaran dari radar AS901A 3D. Radar intai ini disematkan dalam rantis terpisah. radar AS901A 3D buatan Cina ini difungsikan sebagai kepanjangan mata dari BCCV. Radar AS901A 3D beroperasi di frekuensi L-band 10 Mhz. Dari spesifikasi, radar berkemampuan 3D ini punya jangkauan deteksi lebih dari 30 km, serta jangkauan ketinggian deteksi sampai 4 km. Setelah operator TDR memilah data dan sasaran, kemudian proses selanjutnya melibatkan peran operator EOC, hingga keputusan penembakkan di komandan yang berperan di FCC.
Baca juga: AS901A 3D – Radar Intai dan Penjejak Sasaran Kanon Giant Bow 23mm Arhanudri Kostrad
Dalam gelar operasi hanud, Satu unit BCCV dapat mengendalikan empat sampai delapan pucuk kanon secara bersamaan dari jarak jauh. Dalam skema integrasi sistem senjata ini, setiap pucuk kanon tidak diperlukan lagi jasa dari juru tembak (gunner). Semua keputusan tembakkan dilakukan secara terpusat dari truk komando BCCV. Di dalam truk komando BCCV, dilengkapi teropong bidik taktis TACTICOS dengan pembesaran 11x dan perangkat ODU (Optical Director Unit).
BCCV akrab juga disebut sebagai BCV (Battery Command Vehicle), nah bagi Anda yang penasaran ingin tahu lebih detail tentang BCV, Indomiliter.com telah mempersiapkan video eksklusif tentang BCV kanon Giant Bow 23 mm yang menjadi arsenal Yon Arhanudri 1/Rajawali Kostrad. Simak videonya dibawah ini. (Haryo Adjie)
Semoga kejadian malfungsi kanon tdk terulang lgi kedepannya…
@Bung Admin muncul foto2 apache tni di internet udh dicat camo AD sdng melakukan uji terbang d amrik sono
Disini lebih fokus ke Teknologi Militer, BUKAN BERITA bung
teknologi militer dengan berita bedanya apa yaa ? sama aja mas 🙂 .
menyampaikan informasi tentang alutsista bagi orang yg belum faham ke orang lain bisa disebut juga berita atau info bagi yg belum tau tentang hal tersebut . sama aja tujuan 😉 .
tohh indomiliter juga sering menyampaikan berita tentang kedatangan alutsista baru atau info terbaru untuk alutsista yg akan datang seperti AW101 sebelum datang ke indonesia .
Bedo mas, kalau berita isinya hanya info kedatangan saja titik.
maksud anda seperti ini kan :
https://jakartagreater.com/penampakan-heli-apache-tni-angkatan-darat/
Bandingkan sama ini :
http://www.indomiliter.com/mengenal-sensor-m-tadspnvs-di-helikopter-serbu-apache-tni-ad/
@nakedangel
http://www.indomiliter.com/syaratkan-full-tot-kemhan-evaluasi-pengadaan-50-unit-ifv-untuk-korps-marinir/
trus ini berita atau apa??
dan ini jg
http://www.indomiliter.com/tni-ad-tambah-satu-batalyon-armed-caesar-self-propelled-howitzer/
@Tomcat
Bandingkan kok podo sumbere, piye sampeyan iku.
“Bedo mas, kalau berita isinya hanya info kedatangan saja titik.”
di dua yang sampeyan tunjukkan itu dijelaskan mendetail sampai ke aspek teknologinya.
LoL
yah elah itu mah berita jg lah dan di dalamnya disertai informasi secara detail mengenai alutsistanya
jika admin angkat kedatangan apache tni ad dan dilengkapi dengan spesifikasi secara garis besar maka org awam bisa menyebutnya berita, artikel atau apalah
yah sudahlahb 😀
Bung admin tersayang
tolong posting dong soal foto apache tni yang beredar di formil tetangga
beneran apa gimana min?
Nampaknya betul mas, posisi masih di AS.
Masih uji terbang, belum di kirim
baca d forum ttangga,..ada ksaksian ssorang yg prnh liat demo kanon giant bow d pameran militer bbrapa thn lalu,..katany waktu demo, sptny ada trouble d kanon tsb, dmn opeatorny mnpuk2 bagian elektrikny, krn spt mati-hidup gitu…ngliat apa yg dilakukan operator tsb, kaya’ny kjadian tsb deh sring trjadi,..dan solusi cptany ya gitu,..dgn dgn mematikan n mnghidupkan kmbali kanon tsb.
jadi brtanya2..gmn tingkat pmeliharaan alutsista d lingkungan TNI??..tingkat profesionalitas para oprator n teknisi, mningat kelemahan bangsa kita yg kerap meremehkan troble2 kecil & sring abai ama SOP.
@ardino
OOT ni bung, tapi masih seputar produk cina.
Ditempat kerja ane ada alat laboratorium made in cina (dg spek yang setara dg buatan eropa/usa), tapi begitu “dihajar” untuk menangani pasien dalam jumlah besar yang ngantri…pembacaan hasil alat tsb langsung ngaco, padahal alat lab lainnya yang buatan eropa anteng aja.
Tampaknya “spek” pd alat2 made in cina ada embel-embel “syarat dan ketentuan berlaku”
forum tetangga HOAX , masa meriam di tepuk2 emang nyamuk .. hehehe , kalo ada masalah di elektriknya pasti sudah masuk ke pemeliharaan tuh meriamnya , jangan percaya deh sama kata ini , saksi ini dll dll
Halah mas elektrikal dari barang selain cina selalu kualitas bagus tahan lama tahan banting,memang ga semua tapi masa barang hitungan masih beberapa tahun sudah rusak,kalo mau beli sekalian dari rusia mending.Jgn bilang marinir pakek diem2 aja,iya diem tapi diem2 nambah mlrs grad.
body BCCV nya musti terbuat dari material cobham & mampu minimal menahan amukan pelor dari meriam asuhan nya sendiri.
Waduh beratnya nambah berapa Ton mas
MAKANYA BELI ALUSISTA KALO BISA JGN BUATAN CINA, CONTOH KASUS RUDAL C 705 GAK KELUAR, UNTUNG GAK MELEDA
Benar sekali, mengerikan
kalau HP ngak papa, tapi kalau Peralatan militer mending jangan
China Murah, namun murahnya mereka karena dengan menurunkan kualitas barang
kecelakaan dan korban dalam latihan perang kadang terjadi ( apalagi TNI selalu memakai peluru tajam dalam latihan ) … semoga semua korban luka dapat segera sembuh dan yg meninggal diterima amal ibadahnya …
Cukup sudah beli alutsista buatan rrc
ngenes…lihat TNI hanya mampu beli alusista buatan China, akhirnya user yang jadi korban….kalau hobbynya suka beli alusista kelas 3 ya…wajar kalau banyak masyarakat pesimis dengan kemampuan TNI … Jaya TNI menghadapi rakyat sendiri..tak berdaya menghadapi Agresor dari luar
Knp waktu latihan ngga pake meriam Zhur? Speknya sama, sama2 tiruan dari ZU-23. Cuma klo Zhur buatan Polandia satu paket dan terintegrasi dg rudal ponrad. Sdh ada Yon Arhanud Serpong dan konon datang lebih dulu dari giant bow.
Zhur/Grom milik arsenal Detasemen Rudal 003 Kodam Jaya. Sementara yg digerakkan dalam latihan PPRC adalah kekuatan/arsenal dari Kotama (Komando Utama), seperti Kostrad, Kopassus, Marinir, dll. Dimana Giant Bow kebetulan adalah milik Yon Arhanudri 1 Kostrad.
suka geli deh kalo ada yg request berita cuma gara2 ada berita d forum sebelah..kalo d forum sebelah udah ada ya udah baca aja di sebelah, kalo kurang mantep atau kurang percaya ya minta admin sebelah buat ngulas lebih dalam.
Jadi Ingat dulu pada waktu krismon tahun 2000 an
Perusahaanku bekerja ngak sanggup beli alat buatan Jerman atau USA
Akhirnya beli MADE IN CHINA yang canggih murah meriah
Baru Seminggu sudah jatuh korban 3 Pegawai jari dan tangannya putus
Akhirnya alat made in China tersebut di loak kan
diganti made in USA, lancar jaya sampai sekarang tanpa ada tragedi
Made in China memang Canggih namun Mutunya sungguh dibawah standar keselamatan
@ayam jago
Alhamdullilah ya bang, KPK dan TNI mulai mengusut pembelian heli AW….kompas, 20 mei’17
bang admin.,mohon penjelasan dong maaf OOT.
untuk apache TNI kok nggak ada radar longbownya?apa emang apache guardian tidak dilengkapi radar longbow?kalo dipasang apa bisa?thnks