Airbus Helicopters EC725 Super Cougar – Andalan SAR Tempur Paskhas TNI AU

self protection systems for ec725 caracal-050210yourfile

Peran SARpur (SAR/search and rescue Tempur) atau combat rescue adalah bagian dari kemampuan yang dimiliki Korps Paskhas TNI AU. Saat terjadi kecelakaan yang melibatkan pesawat udara/helikopter, kemudian lagi jika muncul situasi pilot jatuh di behind enemy lines, maka tim penolong harus punya kemampuan SAR dan tempur secara bersamaan. Andalan untuk misi SAR tempur yang paling dominan tak lain adalah helikopter.

Baca juga: Beda Penyebutan H225 Caracal dan EC725 Super Cougar, Mana Yang Benar?

TNI AU pun sudah punya pengalaman panjang dalam misi SAR tempur, dukungan ‘jembatan’ udara dalam operasi Seroja menjadi medan pembuktiannya bersama dengan satuan heli lain di lingkungan TNI AD. Dan, belakangan untuk menunjang misi SARpur TNI AU mempercayakan pada heli lawas jenis S-58T Twinpac, SA-330 Puma, dan NAS-332 Super Puma. Kesemuanya tak ada masalah untuk menunjang misi SARpur, namun untuk menyikapi tantangan dan potensi ancaman yang terjadi kedepan, ketiga heli tersebut dinilai menjadi kurang ideal, pasalnya ketiga heli hanya dilengkapi persenjataan konvensional (sebatas senapan mesin dan roket) tanpa bekal perangkat elektronik, sensor, dan navigasi yang menunjang.

Baca juga: NAS 332 L1/L2 Super Puma – Helikopter “Air Force One” Republik Indonesia

Perancis sangat mengandalkan heli ini dalam misi combat rescue.
Perancis sangat mengandalkan heli ini dalam misi combat rescue.

Baca juga: SA-330 Puma – Helikopter “Angkut Berat” TNI AU Era-80an

Super Cougar dibekali dua pucuk FN MAG kaliber 7,62 mm sebagai door gun.
Super Cougar dibekali dua pucuk FN MAG kaliber 7,62 mm sebagai door gun.

Baca juga: FN MAG 7,62mm GPMG – Senjata Multi Platform, Andalan Infanteri Hingga Beragam Rantis TNI

Sementara disisi lain, negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura sudah lebih maju dalam adopsi heli angkut taktis. Menyikapi kebutuhan update pada lini heli angkut taktis untuk misi SARpur, TNI AU pun telah mengambil ancang-ancang sejak lama untuk mengadopsi jenis helikopter baru. Yang dilirik pun punya ternyata punya ‘benang merah’ dengan heli sebelumnya, yaitu EC725 Super Cougar buatan Airbus Helicopters (d/h Eurocopter). Dirunut dari pengembangannya, Super Cougar tak lain adalah hasil pengembangan dari AS532 Cougar, sementara AS523 Cougar adalah update versi militer dari NAS-332 Super Puma.

Kedatangan Super Cougar bukan isapan jempol, dipastikan pada tahun 2014 ini akan diserahkan secara bertahap 6 unit EC 725 pada TNI AU. Total jumlah Super Cougar yang dipesan ada 16 unit dengan jadwal penyerahan hingga tahun 2015. Seperti halnya heli AS 565 Panther TNI AL dan heli AS 550 Fennec yang juga buatan Eurocopter, maka Super Cougar juga akan dirakit oleh PT. Dirgantara Indonesia. Terkait kerjasama dengan Eurocopter, PT DI kebagian peran untuk menjadi pembuat komponen fuselage (badan utama) dan tailboom (ekor) EC-725.

Super Cougar dapat membawa dua pod kanon GIAT kaliber 20mm. Untuk tiap pod terdiri dari 180 amunisi.
Super Cougar dapat membawa dua pod kanon GIAT kaliber 20mm. Untuk tiap pod terdiri dari 180 amunisi.
Tampak pada sisi kiri, Super Cougar membawa peluncur roket Forges Zeebrugge 2.75 inchi. Dalam satu peluncur dapat ditempati 19 roket.
Tampak pada sisi kiri, Super Cougar membawa peluncur roket Forges Zeebrugge 2.75 inchi. Dalam satu peluncur dapat ditempati 19 roket.

Skadron 9
TNI AU sudah mempersiapkan secara matang kedatangan Super Cougar, yakni dengan pembentukan skadron baru, yaitu skadron udara 9 yang akan bermarkas di lanud Kalijati – Subang, Jawa Barat. Dengan hadirnya skadron 9, menjadikan TNI AU nantinya berkekuatan tiga skadron heli angkut berat, yaitu skadron 8 yang ditempati SA-330 Puma dan skadron 6 yang ditempati NAS-332 Super Puma.

Selain punya label Super Cougar, nama lain heli ini adalah EC 725 Caracal. Kemampuan yang cukup mencolok dari heli dengan dua awak ini (pilot dan co-pilot) adalah kebisaan untuk melakukan pengisian bahan bakar di udara (air refuelling). Berkat kemampuan tersebut, heli ini disebut sebagai heli taktis jarak jauh. Metode isi bahan bakar di udara pada heli ini menggunakan teknis hose, serupa dengan Hawk 200 dan Su-30 Sukhoi TNI AU. Dengan begitu, Super Cougar dapat menyusu dengan KC-130B Hercules.

Baca juga: KC-130B Hercules: Tingkatkan Endurance Jet Tempur TNI AU

Dengan kemampuan air refuelling, heli ini dapat terbang cukup lama.
Dengan kemampuan air refuelling, heli ini dapat terbang cukup lama.

Cougar pantas diandalkan sebagai heli militer karena memiliki crashworthiness yang tinggi. Termasuk toleransi benturan dan ketahanan sistem vital dan komponennya. Penumpang di dalam kabin helikopter terlindung dari benturan hingga kecepatan 11,4 meter per detik. Tangki bahan bakarnya disegel, dengan sistem pasiokan silang hingga tetap memasok secara kontinu bahkan di saat satu sirkuit bahan bakar gagal.

Rotor utama dan tail rotor (ekor) dilengkapi dengan hub spheriflex tahan benturan, dengan bearing antifriksi metal yang tak perlu dilubrikasi. Rotornya sendiri tahan terjangan proyektil dari kanon kaliber 20 mm dan senapan mesin berat 12,7 mm. Untuk melindungi diri, terdapat pelapis baja untuk pilot dan co-pilot. Sementara gearbox bisa terus berputar selama 30-60 menit. Dalam keadaan tanpa pelumas pun masih bisa berputar 30 menit. EC 725 Super Cougar ditenagai dua mesin Turbomeca Makila 2A1, dimana tiap mesin dapat menghasilkan tenaga 1.776 kW atau setara 2.382 hp.

Rotor utama dilengkapi 5 bilah baling-baling.
Rotor utama dilengkapi 5 bilah baling-baling.
Heli multi-role ini dilengkapi teknologi canggih seperti LCD multi fungsi 6"x8" pada cockpit, terintegrasi dengan peta digital/peperangan elektronik, full glass cockpit, dan lain-lain
Heli multi-role ini dilengkapi teknologi canggih seperti LCD multi fungsi 6″x8″ pada cockpit, terintegrasi dengan peta digital/peperangan elektronik, full glass cockpit, dan lain-lain

Untuk menunjang misi SAR Tempur , heli Cougar dilengkapi dengan personnel locator system (PLS), yang bekerja berdasarkan sistem encrypted communication homing, alat ini berkomunikasi dengan komputer navigasi Avionique Nadir MK2 dari Thales yang kemudian memilih moda navigasi. Dalam memudahkan observasi pada suatu sasaran, Super Cougar dilengkapi dengan kubah pemantau pada pintu kabin, lampu pencari, perangkat FLIR (forward looking infra red) pada sisi bawah hidung, dan radar pendeteksi berjangkauan pandang luas dengan PLS. Awaknya dilengkapi perangkat NVG (night vision goggles) generasi ketiga. Pendek kata, kokpit Cougar yang serba digital sudah kompatibel dengan NVS (night vision systems).

Baca juga: FLIR SAFIRE III -Penjejak Berbasis Thermal Andalan CN-235 220 MPA TNI AL

Dalam misi SAR yang melibatkan penyelamatan dari laut, dapat digunakan fitur auto pilot digital SFIMPA yang diatur pada operasional kelas berat. Pada mode operasi ini, manuver untuk transisi dan hovering berlangsung secara otomatis.

Sebagai heli yang mampu mengembang misi tempur secara total, Cougar juga dilengkapi dengan sistem peringatan peluncur rudal (EWR), hal ini amat diperlukan mengingat heli banyak beroperasi di wilayah konflik, ketika harus terbang rendah, maka potensi serangan dari rudal panggul (SAM MANPADS) menjadi sangat berisiko. Tak hanya itu, heli ini juga dapat dilengkapi dengan sistem pengacau infra merah dan radar serta flare decoy, maklum ada beberapa rudal panggul yang mengandalkan pemandu infra red. Kelengkapan tambahan lain adalah centrisep multi purpose air intake yang memungkinkan helikopter dapat beroperasi dengan aman di wilayah gurun pasir maupun medan berdebu. Nah, bicara soal main ‘debu’ sudah dibuktikan dengan handal, tatkala heli ini dikerahkan secara maksimal dalam berbagai misi tempur di Afghanistan.

EC 725 milik AU Thailand
EC 725 milik AU Thailand

Dari segi daya angkut, Cougar layak disebut heli angkut sedang, meski di lingkungan TNI AU akan disebut sebagai heli angkut berat dengan kemampuan membawa 29 prajurit dengan senjata lengkap, atau dapat enam penumpang yang ditandu, ditambah sepuluh penumpang lain.

Tahun 2006, EC725 Perancis dikerahkan di Lebanon untuk membantu evakuasi personel, juga di Afghanistan. Dua EC725 ditempatkan di Kabul sejak awal 2007 untuk mendukung operasi NATO internationa Security Force. Lebih dari 95% operasi di Kabul menggunakan EC 725. Memasuki tahun 2009, AD Perancis mengoperasikan EC725 Super Cougar. Selain Indonesia yang akan menerima Super Cougar pada tahun ini, negara lain yang sudah menggunakan heli ini lebih dulu adalah AU Malaysia, AU Thailand, AU Tunisia, AU/AL Meksiko, AU/AL/AD Brazil, AU/AL Perancis, dan AU Kazakhstan. (Sam)

Spesifikasi EC 725 Super Cougar
– Kru : 2 (pilot + co-pilot)
– Kapasitas : 29 pasukan bersenjata lengkap dengan beban maksimum 5.670 kilogram
– Panjang : 19,5 meter
– Tinggi : 4,6 meter
– Bobot kosong : 5,330 kilogram
– Bobot tempur : 11,000 kilogram
– Diameter rotor utama : 16,20 meter
– Performance EC 725 Cougar
– Kecepatan maksimal : 324 kilometer/jam
– Kecepatan jelajah : 285 kilometer/jam
– Jangkauan tempur maksimal : 1.325 kilometer
– Ketinggian terbang maksimal : 6.095 meter
– Kecepatan menanjak : 7,4 meter/detik

12 Comments